Minggu, 08 Maret 2015

KERAJAAN CARUBAN NAGARI RUNTUH OLEH PENJAJAH BELANDA


KERAJAAN CARUBAN NAGARI RUNTUH OLEH PENJAJAH BELANDA

            Menurut sejarah yang dikutip dari hasan basyri bahwa pada tahun 1667 M. Setelah belanda berhasil menguasai wilayah sunda kelapa (jaya karta) yang menjadi wilayah kekuasaan kesultanan banten setelah memenangkan pertempuran melawan tentara banten dan bisa menaklukan kesultanan banten dimasa sultan An-Nasr abdul  kohar maka sunda kelapa (jaya karta)diganti namanya oleh belanda menjadi batavia yang sekarang disebut jakarta. Kemudian belanda ingin memperluas jajahanya dengan memasuki wilayah kerajaan caruban nagari yang pasa masa itu di pimpin oleh seorang raja yang bernama pangeran abdul karim ( panembahan girilaya) namun kedatangan penjajah belanda tidak disambut baik oleh kerajaan caruban nagari.
            Kemudian belanda menggunakan politik adu domba,belanda menghasut kerajaan mataram yang pada masa itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama sultan Amangkurat I yang sudah lebih dulu dikuasai oleh belanda,karen belanda tahu kalau sultan Amangkurat I adalah mertua dari raja caruban nagari pangeran abdul karim(panembahan girilaya)dengan mengasut bahwa di curigai kerajaan caruban nagari dan banten sedang merintis kekuatan angkatan perangnya untuk memberontak melawan mataram. Lalu sultan Amangkurat I mengundang menantunya panembahan girilaya untuk menghadap ke mataram dengan alasan rindu ingin bertemu anak,menantu,dan cucunya,lalu panembahan girilaya memenuhi undangan mertuanya dengan membawa istri dan anaknya yang bernama pangeran mertawijaya dan pangeran kertawijaya dan untuk sementara kerajaan caruban nagari di amanatkan kepada pangeran wangsakerta putra termuda dari pangeran abdul karim.
            Namun setelah sampai di mataram ternyata bukan undangan kerinduan yang didapatkan akan tetapi hukuman atas kecurigaan  mataram kepada caruban nagari. Akhirnya sultan amangkurat I menahan panembahan girilaya untuk tidak kembali ke caruban ngari  selama-lamanya sampai meninggal dunia dan di kubur di bukit wonogiri pada tahun 1667 M. Selama ditahanya panembahan girilaya (raja caruban nagari ke 6 )oleh sultan Amangkurat I ( raja mataram ), maka belanda bisa menguasai caruban nagari sesuka hatinya dengan mengatas namakan mataram.
            Dan setelah meninggalnya panembahan girilaya,kedua anaknya yang di bawa ikut ke mataram kembali lagi ke caruban nagari. Kemudian setelah ketiga anaknya sudah berkumpul dan berada di caruban nagari,maka belanda melakukan politik adu domba lagi kepada ketiga anak-anak pangeran abdul karim karena ketiga anak-anaknya semuanya merasa paling berhak untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja caruban nagari, maka atas kebijakan sultan banten An-Nasr abdul kohar yang sudah dianggap seketurunan dan disertai campur tangan belanda,maka kerajaan caruban nagari di pecah menjadi tiga bagian:
1.     Kraton kasepuhan dipegang oleh pangeran mertawijaya dengan gelar sultan raja syamsudin,pusat pemerintahan kraton kasepuhan berkedudukan di kraton pakungwati sejak tahun 1667 M. Di masa penjajahan belanda sampai sekarang,kraton pakungwati dibangun oleh ki kuwu cirebon pada tahun 1452 M. Setelah istri ki kuwu cirebon yang bernama dewi indang ayu melahirkan seorang putri pertama yang bernama ratu mas pakungwati,kraton pakungwati sejak tahun 1452 M.- 1667 M. Dimasa pemerintahan negara islam ciebo sejak tahun 1479 M.-1667 M. Dimasa pemerintahan syekh syarif hidayatullah sampai pada pemerintahan pangeran abdul karim (panembahan girilaya) kraton pakungwati sebagai pusat pemerintahan kerajaan caruban nagari.
2.     Kraton kanoman dipegang oleh pangeran kertawijaya dengan gelar sultan muhammad badrudin,pusat pemerintahan kraton kanoman berkedudukan di witana (awit ana ) lemah wungkuk sejak tahun 1667 M. Di masa penjajahan belanda sampai sekarang,witana (awit ana) dibangun oleh ki kuwu cirebon pada tanggal 1 muharrom tahu 1447 M. Dimasa cirebon masih menjadi wilayah kekuasaan kerajaan pajajaran, witana (awit ana) sebagai tempat kediaman ki kuwu cirebon dan keluarganya, witana (awit ana) sejak tahun 1447 M. -1452 M> di masa pwemerintahan ki kuwu cirebon sebagai pusat pemerintahan duku cirebon dipindah ke kraton pakungwati dan untuk mengenang sejarah berdirinya witana (awit ana ) ini maka setiap tanggal 1 muharrom oleh pemerintah kota cirebon di peringati sebagai hari jadi kota cirebon.
3.     Kraton kacirbonan dipegang oleh pangeran wangsakerta dengan gelar panembahan topati. Hal ini karena sesuai dengan kesepakatan bahwa yang memperoleh gelar sultan hanya kasepuhan dan kanoman,pusat pemerintahan kraton kacirbonan berkedudukan di jalan pulasaren kota cirebon sejak tahun 1667 M.  Di masa penjajahan belanda sampai sekarang,kraton kacirbonan di bangun pada tahun 1667 M. Oleh penjajah belanda di masa pemerintahan pangeran wangsakerta (panembahan topati).
Dan sejak saat itu pula kerajaan caruban nagari lama-kelamaan mulai dilupakan dan tidak di kenal lagi oleh masyarakat cirebon di bawah kekuasaan penjajah belanda,kraton kacirbonan dimasa kepemimpinan dinasti panembahan topati hanya berjalan sampai 3 generasi yaitu: panembahan topati,pangeran mohammad arifin dan pangeran sendang kemuning lalu berhenti karena tidak memiliki keturunan.
      Dan menurut elang blue gun (bulgon) dari kraton kacirbonan menerangkan bahwa sejak tahun 1808 M. Kraton kacirbonan diaktifkan kembali kepemerintahanya untuk kedua kali oleh sultan carbon pangeran raja amirul mu’minin sampai tahun 1814 M. Karena sejak tahun 1814 M. Sultan carbon pangeran raja amirul mu’minin keluar dari kraton kacirbonan untuk ikut bergabung dengan para santri dalam pemberontakan melawan penjajah belanda dan sejak saat itu pula kraton kacirbonan dikuasai oleh penjajah belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar