KERAJAAN CINA TAKLUK PADA KERAJAAN CARUBAN NAGARI
Menurut
sejarah yang dikutip dari p.s sulendraningrat bahwa pada suatu waktu syekh
syarif hidayatullah berkunjung ke negara cina,dipinggir pantai beliau
mendatangi pengrajin piring keramik lalu diajaknya masuk islam dan pengrajin
piring keramik tersebut menerima ajakan syekh syarif hidayatullah,kemudian
beliau meneruskan perjalananya bertemu pengrajin penikmbal poci lalu diajaknya
pula masuk islam dan pengrajin penimbal poci tersebut mau menerima ajakan syekh
syarif hidayatullah sampai menuju ibu kota tartar,dan beliau brhasil
mengislamkan rakyat dan pembesar tartar,kemudian untuk beberapa waktu beliau
bermukim di tartar sehingga terkenal bahwa syekh syarif hidayatullah seorang
yang sakti dan bijaksana,sampai berita itu terdengar dalam kraton sri maharaja
ong te ratu agung negara cina,lalu sri maharaja ong te mengumpulkan
wadyabalanya dan berkata kepada kian patih aku mendengar ada seorang pendeta
baru yang konon katanya terkenal sakti dan bijaksanya,sekarang untuk menghadap
saya dan jangan sampai tidak terbawa,kemudian kian patih segera melaksanakan
tugasnya menuju negara tartar dan menemui syekh syarif hidayatullah dengan
keadaan gesa lalu syekh syarif
hidayatullah bertanya “hai patih ada kepentingan apa kamu menemui saya?”patih
menjawab”saya diutus oleh sri maharaja
untuk menemui seorang pendeta baru yang terkenal untuk di bawa menghadap sri
maharaja apakah benar kamu orangnya,siapa dan darimana asalnya?”dijawab”syekh
syarif hidayatullah namaku,aku datang dari pulau jawa,cirebon tempatnya kalau
demikian adanya silahkan pati pulang saja duluan nanti saya akan segera
menyusul,lalu patih mematuhinya dengan segera mempercepat perjalananya.
Namun apa yang terjadi sangat
mengejutkan hati sang patih,karena ketika hendak menghadap dan melaporkan hasil
pertemuanya dengan syekh syarif hidayatullah kepada sri maharaja ongte,
ternyata syekh syarif hidayatullah sudah lebih dulu datang dan menghadap kepada
sri maharaja ongte ,lalu sri maaharaja ongte bertanya”wahai pati apakah benar
ini orangnya pendeta terkenal sakti dan bijaksana itu?”pati menjawab”benar yang
mulia”sambil hatinya merasa terheran heran,lalu sri maharaja ongte hendak
menguji kesaktian syekh syarif hidayatullah dengan cara manipulasi yaitu
putrinya yang bernama ongten yang masih gadis perutnya dipasang bokor kuningan
dan didandani layaknya wanita yang sedang hamil,lalu dipanggilnya ongtien untuk
menghadap di paseban,kemudian sri maharaja ongte bertanya kepada syekh syarif
hidayatullah dengan panggilan pendeta”hai pendeta,menurut kamu putriku ini
perutynya besar apakah karena mengandung apakah karena penyakit?kalau mengandung
siapa laki-lakinya,kalau penyakit apa obatnya?” syekh syarif hidayatullah
merasakan betul bahwa dirinya sedang benar-benar di uji dan akan dipermalukan
di depan para wadyabalanya,lalu syekh syarif hidayatullah sambil berdoa
kepada ALLAH SWT.semoga jawabanya bisa
terbukti dan bisa menjadi kenyataan pahit bagi sri maharaja ong te sendiri atau
yang biasa disebut senjata makan tuan,lalu dengan tegas syekh syarif
hidayatullah menjawab”putri tuan mengandung karena kuasa ALLAH tanpa lawan
jenis dan seketika itu pula sri maharaja ong te murka mendengar jawaban dari
syekh syarif hidayatullah karena jawabanya dianggap omong kosong dan diusir
dari paseban maharaja ong te, lalu syekh syarif hidayatullah segera pulang
meneruskan perjalanya namun betapa terkejut dan malunya dihadapan para
wadyabalanya ,karena sri maharaja ong te membuka dandanan diperut putrinya
ternyata bokor kuningan yang dipasang diperut putrinya lenyap dan jadi
mengandung sesungguhnya, ong te terbengong-bengong dan keheranan sekali,karena
sang putri china jatuh cinta kepada syekh syarif hidayatullah siang malam
menangis karena tidak ada yang terlihat selain bayangan syekh syarif
hidayatullah.
Ong te segera menyebar wadyabalanya
untuk mencari syekh syarif hidayatullah di negara tartar namun sudah tidak
ada,sang putri china sangat rindu dan berkata “demi ayahanda prabu,aku lebih
baik mati berserah jiwa dan raga dari pada hidup tanpa guna kalau tidak jadi
satu dan menikah dengan pendeta muda itu,kalau diijinkan saya akan menyusul
sendiri ke pulau jawa “sang prabu kehilangan sekali sebab kalau tidak dituruti
niscaya sang putri akan bunuh diri.
Sang prabu segera memanggil kian
patih “hai patih,engkau antarkan putriku ong tien untuk menemui pendeta muda
yang berada di pulau jawa dan bawalah seorang
bupati, 1.500 wadyabalanya dan tiga kapal,isilah guci panjang,kong,jembangan
dan uang.kelak jika sudah bertemu dengan pendeta muda itu dimohon pulang ke
negara tartar,lima negara yang aku miliki sungguh akan aku serahkan untuk
mengabdi pada pendeta muda dan kalau putriku suka dipulau jawa supaya diserahkan”dan
tetap bermukim di pulau jawa untuk mengabdi di pulau jawa untuk mengabdi kepada
pendeta muda”kian patih mengucap sandika lalu sang putri masuk kedalam kapal
meneruskan perjalanya di iringi 1.500 wadyabalany beserta barang-barang
bawaanya berlayar menuju pulau jawa,cirebon tujuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar